Saturday, October 1, 2011

IQ Q ....

Terinspirasi oleh cerita temen tentang test IQ di www.tickle.com beberapa waktu yang lalu.  Aku jadi penasarang pengen juga coba-coba mengukur tingkat IQ aku saat ini.  Saat aku check, wah ternyata pertanyaanya pakai bahasa Inggris, gimana nih…  Pakai bahasa Indonesia aja IQ nya jongkok gimana kalau pake bahasa Inggris.  Tapi tetap aku coba, meskipun kepala agak pusing juga menjawab semua pertanyaan yang rada belibet & menjebak. Dan waktu hasilnya keluar, aku hampir nggak percaya …..Ok lho booo, IQ aku ternyata di atas rata-rata.  Malah di bilang mathematic aku bagus.  Padahal seumur-umur aku paling benci pelajaran mathematic.

Bukanya mau pamer dan norak lho !!! Semua ini aku ceritakan karena terus terang, aku di kenal bukan dari golongan orang yang berotak encer.  Dan juga tidak pernah memiliki prestasi academic yang cemerlang.  Bahkan saking  bodohnya, selama ini aku cuma mengenyam bangku sekolah negeri cuma waktu di SD saja, yang lainya sekolah swasta.  Seperti kita ketahui ada theory di negeri kita yang mengatakan, hanya anak pintar saja yang bisa masuk sekolah negeri atau PTN.

Bahkan waktu SD aku pernah di juluki anak bodoh.  Gara-gara pada pelajaran matematika pak guruku memintaku untuk berdiri di depan kelas, dan meminta teman-temanku untuk mengajukan pertanyaan perkalian kepadaku.  Dan mungkin karena aku gugup, malu atau aku memang bodoh.  Aku hanya bisa menjawab pertanyaan perkalian dari angka yang di bawah 5.  Lebih dari angka 5 bablaaaasssss ….. Bayangkan ?  Dan sejak saat itu aku membenci pelajaran matematika,  sekaligus mendapat gelar anak bodoh dari teman-teman sekelasku.  Tapi gini-gini  aku selalu naik kelas lho !!!

Bahkan dulu aku sempat khawatir kalau aku tidak lulus SD.  Dan aku berpesan ke Ibu, aku minta pindah sekolah di Sukabumi ikut kakak, kalau sampai aku nggak lulus.  Dan ternyata aku lulus, tapi heranya Ibu aku tetap menyuruhku untuk ikut kakak pindah ke Sukabumi. Aku sempat berontak dan merasa di buang.  Tapi Ibu aku keukeuh menyuruhku pindah ke Sukabumi.  Alasanya biar aku bisa belajar dengan tenang. Maka tinggalah aku di desa di kaki bukit. Dan sejak saat itu juga, lewat bimbingan kakaku yang sangat sabar dan telaten aku bisa sedikit berprestasi di sekolah.  Aku bilang sedikit berprestasi bukan karea aku menjadi juara kelas lho.  Tapi karena nilai ku tidak mepet-mepet amat.  Dan hal yang selalu aku inget.  Kakaku selalu bilang.  Kalau tidak mau di bilang anak bodoh, belajar dong yang rajin ….. Itu saja.

Sunday, March 13, 2011

Shangri-La …. Part I

Tahun 1996 aku di terima bekerja di  hotel Shangri-La  -  Jakarta.  Pada saat orientation aku dijelasin tentang apa itu Shangri-La.  Shangri-La (Chinese: Xianggelila) adalah nama tempat di China, yang menjadi popular setelah seorang penulis novel dari Inggris bernama James Hilton menulis novel  dengan judul “Lost Horizon“ di tahun 1933. Buku ini menceritakan seorang veteran diplomat dari Inggris bernama Hugh Conway yang menemukan kedamain batin … inner peace, love, and a sense of purpose in Shangri-La, whose inhabitants enjoy unheard-of longevity. 
Novel ini begitu popular pada masanya, 2 buah film juga telah di buat berdasarkan kisah dari Novel tersebut.  Pada tahun 1937 film dengan judul yang sama di buat dengan sutradara Frank Capra, dan pada tahun 1973 di daur ulang oleh sutradara Charles Jarrott.  Sayang nya saat di buat musical untuk konsumsi Broadway pada tahun 1955 dengan judul Shangri-La kurang mendapat sambutan.  Saking populernya US President Franklin D. Roosevelt  menyebut Camp David (Presidential Hideaway) di Maryland sebagai Shangri-La.  Maka tak heran kalau nama ini di pakai sebagai nama hotel Shangri-La.  Dan novel ini menjadi semacam bible nya hotel Shangri-La, di setiap kamar di hotel Shangri-La di seluruh dunia selalu tersedia novel ini.  Sesuai judulnya Lost Horizon, kamu akan got lost  atau terhanyut dengan alur ceritanya.
Coincidently bulan Juni tahun lalu adalah saat pertama kalinya aku menginjakan kakiku di Shangri-La.  Sungguh satu pengalaman yang tak terduga.  Aku di undang untuk face to face interview dengan hotel tempatku kerja sekarang.  Setelah sebelumnya melewati interview lewat skype & MSN.  Akhirnya mereka mengundangku untuk datang dan melihat suasana Shangri-La sebelum aku memutuskan untuk kerja dengan mereka.  Undangan mereka pun aku sambut dengan suka cita, apalagi mereka membayar semua biaya perjalanan & penginapanku.
Shangri-La kota kecil yang di kelilingi bukit bukit dan 4 gunung salju abadi di setiap penjuru mata anginya.  Suasana kota sudah sedikit modern, ada begitu banyak supermarket & toko-toko di sepanjang jalan utamanya.  Jalananya pun ramai dengan banyaknya kendaraan roda empat dan taxi. Kendaraan roda 2 justru jarang terlihat.
Shangri-La letaknya kurang lebih 2,700 km dari permukaan laut.  Jadi kalau berniat untuk datang ke Shangri-La, mesti bersiap siap sama Altitude Sickness.   Karena pasokan oxygen sedikit membuat kita mudah capai dan tersengal sengal dalam bernafas.  Aku pun di anjurkan untuk slow down dan mengatur nafas dengan baik. Dan nggak Cuma lack of oxygen saja yang membuat kita cepat lelah, tapi juga gangguan pusing seperti hangover yang biasa kita alami kalau kebanyakan minum miras (minuman keras).  Dan aku pun di anjurkan untuk menkonsumsi obat kusus untuk high altitude.  Atau bisa juga minum Diamox (Acetazolamide) atau Dexamethasone (a steroid). Jadi boleh di bilang sedikit ribet untuk datang ke Shangri-La, di samping kita mesti memikirkan  biaya, kita juga mesti mepersipkan fisik kita sebaik baiknya.  Bahkan untuk seorang yang sangat fit sekalipun bisa terserang sama penyakit ketinggian ini. Dan yang pasti kita mesti mengecek cuaca sebelum datang ke tempat ini.  Jangan sampai salah costume, karena meskipun musim panas, langit biru cerah & matahari bersinar dengan teriknya, udara Shangri-La tetap dingin, apalagi untuk ukuran kita yang terbiasa dengan udara trophies. 

To be continue ……

Wednesday, March 9, 2011

Mimpi kali yeeee .....

Di salah satu TV swasta, dulu ada acara namanya mimpi kali yeeeeeeeee …… (Masih ada nggak sih ?) Satu acara yang mempertemukan seorang bintang dengan penggemarnya.  Kita sering melihat bagaimana senangnya penggemar tersebut, sampai kadang-kadang penggemar tersebut pingsan setelah ketemu bintang idolanya. Banyak orang yang berpikir itu cuma pura-pura, cari sensasi, ada dalam scenario dan di buat-buat biar bisa menjual, atau biar terkesan  lebih dddrraaammmaaa …..

Kadang-kadang tidak masuk akal dan sulit di mengerti, mengapa seseorang bisa sebegitu tergila-gilanya sama seseorang, dengan alasan yang nggak jelas.  Apalagi buat anak cowok.  Karenanya banyak temen aku yang mengidolakan seseorang tetapi malu untuk mengakuinya, karena kalau mengakuinya takut dilecehkan, dibilang norak, kampungan, ndeso, dsb dsb …… aku salah satunya,  orang yang pernah tergil-gila seperti orang gila, pada satu orang tokoh, tapi malu untuk mengakuinya sampai sekarang.

Saat itu aku masih duduk di bangku SD.  Dan idolaku bukan bintang film atau sinetron, bukan pula penyanyi.  Dia adalah pembalap sepeda motor (Motor Crosser) dari Yogyakarta.  Dia hampir selalu menjadi juara di setiap ada lomba grass track, di mataku saat itu dia kelihatan gagah sekali dengan baju grass tracknya, dan aku selalu melihat dia di kerumuni, di kagumi banyak orang dan di elu-elukan.  Dan saat itu aku rela harus berdesak-desakan  hanya untuk melihatnya dari dekat. Sayangnya saat itu aku tidak punya cukup keberanian untuk meminta tanda tangan ataupun berbicara denganya.  Tapi mungkin kalau saat itu ada yang menjual poster dia, kamarku akan penuh dengan gambarnya.

Pada saat kompetisi berakhir, secara diam-diam aku sering datang ke tempat yang biasa di gunakan sebagai arena balapan, yaitu lapangan tembak Seturan – Yogyakarta (Sekarang sudah tidak ada lagi).  Dan aku mendatangi tempat di mana idolaku tersebut biasanya duduk saat kompetisi berlangsung, dan aku meraba-raba rumput ditempat tersebut (Untung di sekitar itu tidak ada  kotoran kambing …he he he he).  atau hanya sekedar duduk-duduk, sambil mebayang kan sosok dia ada di situ. Hal itu aku lakukan hampir setiap hari. Sempat malah 2 kali dalam sehari.  Padahal jarak tempuh arena itu dari rumahku cukup jauh, kira-kira 5 km.  Dan aku harus mengayuh sepedaku ke tempat itu, kadang aku jalan kaki hanya untuk bisa menyentuh rerumputan itu.  Dan setiap ada yang melihatku, aku akan berpura pura mencari sesuatu yang jatuh. ( Kalau ingat itu aku suka ngakak sendiri …kwakkakakakkakkk gilingan padi !!!)

Seiring dengan berjalanya waktu, kesibukan sekolah, Less dan kegiatan extra curricular, dsb. Kebiasaanku pun menjadi berkurang, tapi aku masih menyempatkan untuk datang setiap ada kesempatan.  Bahkan hanya melewati daerah itu saja, sudah cukup membuatku sangat senang. 

Dan aku begitu senang ketika suatu hari aku temukan  profilenya di koran Kedaulatan Rakyat Minggu kalau nggak salah.  Di situ disebutkan segala informasi tentang dia. Di ceritakan saat itu trophynya banyak sekali dan memenuhi semua lemari yang ada di rumahnya. Dan saking banyaknya dia tidak punya waktu untuk merawat semua trophy yang di raihnya.  Tambah bahagia lagi di koran di cantumkan alamat lengkap dia.  Diam-diam akupun mengirim surat.  Di dalam surat aku sebutkan kalau aku adalah penggemar dia,  aku ingin kenalan, aku ingin main kerumah dia, dan aku ingin membantu dia mengelap koleksi trophynya atau motornya.

Setelah itu setiap ada Pak Post yang datang aku selalu bergegas lari, berharap aku akan mendapatkan surat balasan dari Idolaku tersebut. Tapi surat itu nggak pernah datang dan aku pun kecewa, sedih dan terluka. Sampai aku sempat jatuh sakit. Tapi tetap aku merahasiakan kegilaanku tersebut pada siapapun.  Pelan-pelan akhirnya aku bisa menerima dan berusaha untuk melupakanya.

Sampai saat ini aku baru sekali itu tergila-gila sampai terkaing-kaing dan meriang-meriang sama seseorang. Meskipun itu hanya sesaat, sekarangpun aku sudah tidak mengidolakan dia dan tidak ada lagi keinginan untuk bertemu dengannya. Jujur nih …… baru sekarang ini juga aku mengakuinya ......  Bukan pengalaman yang ber happy-ending. Tapi yang jelas aku  bisa merasakan apa yang penggemar dalam acara TV tersebut rasakan.   Pastinya luar biasa sekali rasanya bisa bertemu dengan seseorang yang kita idolakan. And I am very happy for them …

PENASARAN RAMALAN

16 tahunan yang lalu bersama beberapa teman aku liburan ke Bangkok.  Dan tentu saja kita berusaha untuk memaksimalkan waktu kunjungan yang mepet dengan mengunjungi obyek wisata sebanyak mungkin.  Salah satunya adalah  What Pho.   Saat di What Pho kita sudah teller kepanasan.  Dan kita pun duduk-duduk di taman di sekitar What Pho, sambil menikmati indahnya bangunan yang ada di sekitar.  Dan mata kita pun tertuju pada satu tulisan dalam bahasa Inggris di bawah pohon yang rindang, “ PALM READER”.  Ya ……pembaca garis tangan.

Dan setelah melewati beberapa perdebatan kecil dengan teman-teman yang lain, kita pun iseng iseng ingin mencoba mengetahuai yang ada di garis tangan kita. Dari 4 orang hanya aku dan 1 temenku yang keukeuh dan tertarik untuk mencobanya.  Dan 2 temen lainya tidak berminat, mereka ingin menyimpan rahasia masa depanya sebagai suatu misteri.  Aku sebenarnya sudah sering mendengar tentang ramalan garis tangan ini, tapi aku belum pernah melakukanya, makanya aku ingin sekali mencobanya, karena penasaran !

Dengan sedikit deg-degan kita pun mulai bertanya-tanya.  Yang pertama kami tanyakan tentunya adalah kemampuan berbahasa inggisnya.   Mengingat banyak orang Thai yang tidak bisa berbahasa Inggris, meskipun tourist yang datang ke Thailand jutaan jumlahnya.  Ternyata sang bapak peramal yang sudah kelihatan tua tidak bisa berbahasa Inggris, tapi dia punya penterjemah, yaitu putrinya sendiri yang bisa berbahasa Inggris dengan lancar.  Untuk itu kitapun harus membayar double.  1 untuk membayar sang peramal, yang ke 2 untuk membayar sang penterjemah.  Sungguh satu mutual business relationship yang ok. Dan kita pun setuju dengan harga yang mereka minta, yang kebetulan nggak begitu mahal.

Dengan sedikit serem dan deg-degan akupun mulai di ramal, dan setiap kali Bapak peramal melihat tanganku dia langsung meludah yang bercampur darah,  aku pun tambah serem, sedikit jijik dan tegang saja.  Maklumlah,  pengalaman pertama, pake keluar darah lagi, kan serem ya …..he he he.  Dan itu terjadi berulang kali, melihat tanganku, berbicara dan meludahkan darah, saat putrinya menterjemahkan ramalanya. Saat itu aku mengira dia makan sirih, tapi aku tidak melihat ada daun sirih di sekitar kita. Yang ada malah 1 box Kentucky Friend Chicken di samping dia. 

Saking penasaranya akupun bertanya ke sang penterjemah, apakah itu salah satu bagian dari ritualnya ? Meramal sampai berdarah darah ?  Sang putri sedikit kaget dengan pertanyaan bernada ketakutan dariku, diapun berbicara ke sang peramal dengan bahasa Thai, sang peramal pun tak kalah kagetnya.  Tapi sedetik kemudian mereka berdua tertawa terkekeh …..kekeh….keh  …keh… keh ….. Dan kita pun cuma bisa bengong dengan tawa mereka  yang nggak berhenti berhenti …. dengan menahan tawa sang putri pun cerita kalau gigi bapaknya barusan copot, gara-gara makan ayam KFC yang dia bawa untuknya.  Akhirnya  kita yang giliran tertawa ….. ha ha ha ha ha …. oalah pak pak, gara gara ayam thooo, kirain pake jurus tenaga dalam ….

Pada saat itu aku di ramal kalau aku bakalan balik & tinggal di Thailand.  Dan 9 tahun setelah di ramal aku mendapatkan pekerjaan dan tinggal di Thailand selama 6 tahun …. Believe it or not !!!

Perjuangan di hari Lebaran ….

Lebaran masih beberapa bulan lagi, tapi kali ini aku mau cerita tentang perjuangan mudikku Lebaran tahun lalu.  Jauh jauh hari aku sudah membuat rencana mudik ku dari Thailand sampai ke Yogyakarta, untuk menghemat aku menggunakan jasa budget airline (Thanks to Air Asia, at that moment), meskipun untuk itu aku harus berhati hati dengan barang bawaanku, rencana bawa oleh oleh khas Thailand ke tanah air harus bener bener diperhitungkan. Jadi mendingan bawa mentahanya aja deh, lagian namanya Lebaran pasti ada aja pengeluran yang tak terduga. Belum lagi angpauw buat keponakan-keponakan ku yang banyak.

Jauh-jauh hari aku sudah booking ticket lewat internet untuk mendapatkan harga yang miring.  Aku berangkat dari Phuket International Airport, menuju KL di lanjut KL ke Jakarta ( Saat itu belum ada rute KL – SOLO) Dan dari Jakarta nyambung ke kotaku Yogyakarta.  Karena dari Phuket ke KL tidak ada pesawat yang bisa langsung membawaku ke Jakarta pada hari yang sama, maka akupun harus menginap semalam di KL.  Akhirnya aku pun menginap di hotel, karena menjelang hari raya harga kamarnya pun menjadi lebih mahal, yah nggak pa pa lah aku bisa maklum namanya juga hari raya. 

Terbangun oleh alarm di pagi harinya, aku pun segera bergegas menuju airport dengan memakai Taxi untuk menyingkat waktu.  Aku sudah booking pesawat pertama yang menuju Jakarta, dengan harapan aku bisa tiba di Yogyakarta pada malam Takbiran.  Sesampai di airport aku pun check in di counter Air Asia.  Dan aku pun shock berat setelah menerima penjelasan dari counter staff kalau aku terlambat ….. Whatttttt !!!!.

Aku lupa mengeset alarm di HP ku.  Kuala Lumpur 1 jam lebih cepat dari Thailand.  Aku pun menyalah kan diriku sendiri, merasa menjadi orang terbodoh di dunia. Dan jeleknya menggunakan budget airlines ini, secara otomatis ticket kita akan hangus kalau kita terlambat check in.  Dengan berbagai cara aku mencoba untuk bernegosiasi, tapi dengan sikapnya yang kurang simpatic dan tidak mempunya emphatic, staff Air Asia menolak dengan tegas.  Dengan mencoba untuk bersabar dan kepala tetap dingin mengingat aku lagi berpuasa, dengan teramat terpaksa dan berat hati aku harus membeli ticket lagi untuk pesawat berikutnya.

Perjuanganku dimulai.  Sesampainya di airport Sukarno Hata – Jakarta.  Suasanya sudah kayak kapal pecah,  suasana mudik Lebaran pembaca tahu sendiri kan.  Dan untuk menyingkat waktu, tanpa pikir panjang aku pun segera naik taxi ke domestic terminal, sesampainya di domestic terminal, baru sopirnya bilang kalau ongkosnya Rp. 50.000 dan lagi-lagi aku berusaha untuk sabar dan tidak marah, Aku cuma bisa menyalahkan diri sendiri sambil mengucap …..Whatttttt !!! Karena terburu-buru tidak terpikir sama sekali olehku, kalau dari International terminal ke domestic ada shuttle  bus, gratissssss ….. !!!

Di Domestic terminal akupun segera berjuang untuk mendapatkan ticket tujuan Yogyakarta, dan seperti yang sudah aku duga sebelumnya semuanya sold out, juga  untuk penerbangan esok harinya.  Bahkan tidak satu orang calopun yang mempunyai ticket tujuan Yogyakarta.  Akhirnya aku putuskan untuk naik kereta, meskipun untuk itu aku akan kehilangan moment yang aku tungu-tunggu, bermalam takbiran bersama keluarga besarku di Yogyakarta, karena aku baru akan sampai pagi berikutnya.

Menuju stasiun Gambir dari Airport , aku memilih untuk naik bus Damri.  Kereta Api  menjadi harapanku satu-satunya untuk sampai di Yogyakarta. Dan akupun sudah bertekat kalaupun tidak  mendapatkan kursi, aku tidak keberatan untuk duduk beralaskan Koran.  Sudah kepalang basah pikirku.  Dan setelah mengantri cukup lama karena panjangnya antrian, akhirnya aku pun sampai di depat counter.  Akhirnya aku pun mendapatkan ticket kereta tanpa kursi untuk tujuan Yogyakarta.  Dan itu adalah ticket terakhir yang tersedia untuk tujuan Yogyakarta.

Ticket kelas executive tanpa kursi Kereta Dwi Pangga ( Bener ya ? ) sudah ada di tangan, dan aku masih harus berjuang lagi untuk mendapatkan lokasi strategis untuk menggelar koranku untuk alas duduk.  Dengan sedikit bersusah payah karena barang-barang yang aku bawa dan berebut dengan penumpang lainya. Aku pun mendapatkan tempat duduk seperti perangko, pojok kanan bawah ….. lesehan !!!!

Dalam perjalanan sempat aku menengok ke penumpang yang beruntung mendapat kan kursi, yang duduk manis di ruangan ber AC, berselimut hangat, berbantal empuk, menonton TV sambil menikmati snack yang di bagikan.  Sedangkan aku dan temen-temen senasib lainya, yang membeli ticket dengan harga yang sama seperti mereka. Tidak medapatkan pelayanan apapun, kecuali lantai di pojok kereta api  di deket rest room yang aromanya bisa anda tebak sendiri. 

Di sepanjang perjalanan aku berusaha untuk menikmati setiap posisi duduku yang berubah-ubah dengan senyaman dan serilex mungkin.  Pikiranku pun melayang ke rencana-rencana yang aku buat sebelumnya.  Dan aku pun cuma bisa tertawa dalam hati, menertawan diriku sendiri.  Alangkah bodohnya aku, maksud hati ingin berhemat, maksud hati ingin memberi big surprise ke keluargaku di malam takbiran, dengan berbohong kalau aku tidak bisa pulang berlebaran di rumah tahun ini. Dan apa yang terjadi kalau berbohng sama orang tua ?.  Tapi aku masih bisa bersyukur aku bisa mendapatkan ticket kereta malam itu, meskipun tidak bisa di banggakan. Mengingat perjuangan dan perjalanan panjangku untuk bertemu dan berkumpul dengan Ibuku dan seluruh anggauta keluargaku yang aku cintai. 

Paginya akupun sampai juga di stasiun Tugu Yogyakarta sekitar jam  4.30 pagi. aku segera mencari taxi, untuk membawaku ke kampung halaman yang aku impikan setelah sekian lama aku tinggalkan, dan  aku berusaha untuk tidak melewatkan kesempatan untuk sholat Ied bersama keluargaku. Dan setelah 2 hari 2 malam perjalanan dari Phuket ke Yogyakarta, dengan perjuangan yang melelahkan.  Akhirnya sampai juga aku di depan rumahku. Kutatap rumak ku yang sederhana, tanpa terasa air mataku menetes bahagai, akhirnya kesampain juga keinginanku untuk pulang kampung dan berlebaran bersama keluargaku.

Perlahan aku ketuk pintu rumahku, tak lama lampu ruang tamupun menyala dan kulihat Ibuku membuka kan pintu.  Kulihat ibuku yang mulai sepuh dengan seksama, aku pun tidak bisa mengeluarka kata kata, segera kuhampiri ibuku dan kucium tangan Ibu dan ku peluk dengan erat ...... Dan keponakan ku pun melihatku  dan teriak “ Om Eddy dataaaaaaaaaaannnnggggg !!!!! “  Maka hebohlah pagi itu kita bersalam salaman sambil berpelukan.  Dan hilang semualah rasa lelah yang ada di sekujur tubuhku.  Dan kami pun bersiap siap untuk ke tanah lapang melakukan sholat Ied bersama seperti yang aku inginkan.  Lebaran bersama keluarga memang berjuta rasanya …..

Itulah kisah perjalanan panjang mudiku tahun lalu.  Lebaran tahun ini aku akan usahakan untuk kembali datang, dengan perencanaan yang lebih baik tentunya !!!

STOP MENCELA ...

Budaya mencela atau menyilet tumbuh dengan subur bak jamur di musim hujan di Indonesia.  Mencela atau mencari cela yang bisa di cela sudah mewabah ke semua tingakatan, golongan,  bahkan para elit politik pun tidah henti-hentinya saling mencela.  Dan tanpa kita sadari mencela sudah menjadi gaya hidup.  Sepertinya kita tidak pernah paham akan arti kata nobody perfect, tidak ada sesuatupun yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik-NYA semata.

Biasanya yang di celapun bermacam-macam obyeknya.  Tergantung situasi, kondisi, dan lokasi.  Tapi dalam dunia pergaulan yang sering adalah dari penampilan, yang kalau di jabarkan bisa dari ujung rambut sampai ujung kaki.  Bisa juga bentuk fisik, cara jalan, posisi berdiri, bahkan detail-detail yang tidak terpikirkan sama kita, bisa jadi bahan celaan.  Dan buat mereka yang gak kuat mental dengan celaan, bisa bisa jadi punya krisis PD, bahkan sakit jiwa.  Dan kalau kita marah dengan temen yang mencela, mereka selalu berdalih kalau mereka cuma bercanda.  Sungguh cara bercanda yang nggak wajar dan jahat.  Meskipun jujur aku dulu sering juga melakukanya. …. He he he he  tapi dulu aku mencela karena aku di cela duluan …..tetep membela diri, wajib hukumnya.

Ide untuk menulis tentang kebiasaan  mencela ini datang karena aku baru ketemu temen lama dari Indonesia.  Pas jalan-jalan di Mall seperti biasanya kalau weekend, tanpa ba bi bu tiba-tiba nongol di depanku, nggak cuma 1 tapi 2 sekaligus  sosok yang sangat akrab dan aku kenal.  Mereka pun kaget, dengan pertemuan yang tak terduga itu, tapi kata-kata pertama yang keluar dari mulut mereka adalah ……. Ya ampun peruuuuuuut tuuuuuhhhhh  !!!  .…..dengan cepat aku bilang ….I am fine, Thank you …… Emang sih perutku sekarang gendut, cuma masak iya sih ketemu temen lama, kayak begitu sambutanya.  Dah gitu mereka memperhatikan apa yang aku pakai dari ujung rambut sampai ujung kaki.  Bener-bener sudah kayak fashion police aja ……

Aku nggak kaget sih.  Soalnya lingkungan pergaulanku di Jakarta sudah menjadikan kebiasaan mencela sebagai menu utama, setiap kita ketemuan.  Maunya sih buat lucu-lucuan aja.  Cuma kadang-kadang suka kelewatan. Dan pertemananpun bisa jadi permusuhan gara gara saling cela.  Tak jarang kita mencela orang yang lalu lalang di depan kita, yang bahkan kita nggak tahu dan nggak kenal siapa mereka.  Pernah kita lagi ngopy rame-rame, tiba-tiba ada temen nyeletuk …. Happy valentine !!!  Kita langsung tanggap dan tengok kiri kanan, ternyata ada yang lewat pake baju pink dari ujung rambut sampai ujung kaki.  Kita langsung Geeeeeeeeeeerrrrrrrrr ….. tanpa memperdulikan Ms. Pinky yang merah mukanya, salah tingkah dan malu. Dan temenkupun puas telah berhasil mencela dengan sukses. Dan temen-temen yang lain panas, pengen mencari mangsa juga buat di cela.

Tapi itu dulu lho waktu aku masih di Jakarta, yang lingkungan pergaulanku emang suka cela-celaan.  Sudah lama banget aku nggak mencela.  Selain sadar kalau itu bukan kebiasaan yang baik, mungkin juga karena faktor lingkungan pergaulan.  Karena ternyata di Thailand tidak aku temui budaya mencela.  Jadi tidak heran kalau gaya orang-orang di Thailand lebih trendy dan berani. Dibandingkan dengan gaya orang-orang Indonesia yang teramat basic dan sophisticated.   Bahkan kaum waria bisa kita jumpai di mana-mana baik siang maupun malam.  Coba ada waria jalan di Mall di Indonesia, bukanya sudah jadi bahan omongan dan di cela habis-habisan tuh. 

Contoh-contoh di atas baru sebagian, masih banyak modus operandi yang lain. Bahkan yang di lingkungan kerja, sering aku jumpai temen yang dengan terang-terangan mencela temenya di depan atasan, yang ini jelas kalau modusnya persaingan jabatan. Dan tentunya masih banyak modus-modus yang lain, you name it !.  Kadang-kadang aku mikir, untungnya apa siy mencela orang itu ? Kok orang pada hoby banget mencela orang. Why don’t you mind your own business ? Emangnya salah pakai baju pink ? Emangnya kenapa kalau aku gendut ? Emangnya kenapa kalau aku item ?  Emangnya kenapa kalau pake dompet LV kw 1,2 atau 3 ?  So what gitu lho ! So …. stop mencela, start revolusi …..Please !!!

SEPEDA KUMBANG ...

Saat ini lagi gencar dikampanyekan untuk melawan pemanasan global.  Dan salah satu kampanyenya adalah dengan menghimbau untuk bersepeda ke kantor atau ke tempat kerja.  Jauh sebelum kampanye ini di gembar-gemborkan di Yogya tradisi bersepeda sudah ada dari jaman dahulu, tak heran Yogya juga terkenal sebagai kota sepeda.  Meskipun saat ini pemakainya sudah jauh menurun, tapi setiap harinya masih bisa anda saksikan barisan orang bersepeda yang ber kilo-kilo meter panjangnya.  Pemandangan ini bisa anda jumpai disetiap hari kerja,  salah satunya di Jalan Raya Bantul & Jalan Parang Tritis.  Buat anda yang tinggal di Yogyakarta bagian selatan pasti sering menjumpai pemandangan ini.

Jadul …. sedari kecil aku suka sekali bersepeda.  Semakin jauh aku pergi bersepeda semakin puas rasanya.  Lulus SMP karena tidak di terima di SMA Negeri, aku pun mendaftar ke sekolah swasta yang cukup populer di Yogyakarta.   Dan jarang sekali di antara murid-muridnya yang naik sepeda ke sekolah seperti aku.  Dan aku hitung-hitung di tempat parkir, hanya ada beberapa murid saja yang pake sepeda, yang lainya pakai sepeda bermotor & mobil. Tapi aku tetep aja cuek bersepeda, meskipun murid yang lainya kadang suka mengejeku. Saat itu aku nggak punya perasaan minder ataupun malu, aku pikir kenapa juga malu.  Orang pakai sepeda punya sendiri, kecuali kalau sepedanya bagus tapi minjem punya orang, atau hasil curian baru deh malu ….he he he.  

Sampai pada suatu saat aku naksir cewek sekelasku.  Dan pada satu hari minggu, dengan PD nya aku pun datang main ke rumahnya, dengan maksud ingin mengajak dia jalan-jalan. Saat itu dia menolak untuk pergi denganku, karena aku naik sepeda, dengan alasan panas.  Tapi orang tua dia memaksanya untuk ikut denganku. Akhirnya dengan muka cemberut diapun ikut pergi dengan sepedaku.  Hatikupun berbunga ….aku merasa hari itu merupakan hari yang terindah dalam hidupku.  Meskipun aku yakin tidak demikian dengan dirinya.

Di sepanjang perjalanan dia tidak mau bicara, meskipun aku mengajaknya bercanda. Sampai-sampai aku pun kehilangan akal, dan berusaha memutar otak untuk membuatnya sedikit berbicara atau tertawa.  Tapi semuanya nggak mempan juga. Sampai pada suatu saat aku merasakan sesuatu dengan sepedaku diapun memegang pinggangku, jantungkupun sedikit berdebar dan ….Geddduubbbbbraaaak….sepedaku ambruk, porok nya patah dan kita pun terjatuh.  Dia menangis sesenggukan, meskpipun tidak terluka sedikitpun.  Duuuuuhhhh ….. saat itu baru deh aku bener-bener malu dengan sepedaku.  Akhirnya aku titipkan sepedaku di warung rokok, aku pun mengantar dia dengan becak kerumahnya.  Sepanjang perjalanan aku tidak henti-hentinya meminta maaf padanya, tapi dia malah tak henti-hentinya menangis sambil menyalahkanku.

Hari Senin paginya saat aku datang ke sekolah, insiden sepeda itu ternyata sudah menyebar ke seluruh kelas, bahkan mungkin se-sekolahan.  Mengingat dia termasuk cewek paling ok di sekolah. Sampai bingung, padahal saat itu belum ada hand phone, BB, FB maupun internet, kok bisa ya kabar menyebar secepat itu.  Ternyata dia sendiri yang menyebarkan berita itu ke semua orang.  Bahkan dia dengan lantang bilang di depanku dan teman-teman yang lain …. Mosok wong ayune koyo ngene kon munggah untho, yo rasudi !.(Mosok orang secantik kayak gini di suruh naik Unta, nggak lah yao) Ha ha ha …… saat itu aku memang naik sepeda kumbang, yang saat itu di bilang Unta.  Wes jan isin tenan aku ….. bagaikan punguk yang merindukan bulan…. 

GUNDUL PRINGIS ....

Gundul pringis ….. itu sebutan untuku ketika aku masih kecil.  Sebutan itu di berikan karena kepalaku pada saat itu gundul dan aku suka meringis,  atau sumeh dalam bahasa jawa.  Aku selalu meringis di setiap kesempatan.  Dan kebiasaan dari kecil itu terbawa sampai sekarang.  Temen-temenku selalu mengingat ku sebagai smiling Eddy atau Eddy senyum, dan setiap orang yang aku kenal selalu teringat dengan senyumanku …..he he he he  narciss abiiisss …..

Sebenernya aku tidak pernah merasa tersenyum, cuma mungkin karena sudah menjadi karakter mukaku seperti ini, jadi setiap ada gerakan di otot mukaku terlihat seperti senyum. …..he he he  membela diri.

Sering aku mendapatkan kemudahan dalam berurusan dengan orang dengan smiling faceku,  sering juga aku mendapatkan perlakuan yang tidak adil karena muka senyumku.  Orang-orang sering menganggap aku lemah, nggak serius dan selanjutnya sering  meremehkan & melecehkanku, bukan hanya di pergaulan tapi juga di dunia kerjaku. 

Bahkan aku pernah di omel-omeli orang gara-gara smiling face ku.  Suatu saat aku jalan-jalan di Mall, tiba tiba ada seseorang menghampiri dan menawariku untuk menjadi bintang iklan.  Aku sedikit GR saat itu dan aku pikir dia sekedar iseng dan bercanda saja, tapi dia ternyata serius, bahkan dia segera membuat schedule casting/audition untuku.  Sesuai schedule aku pun datang ke tempat yang telah dia sebutkan.  Akupun di beri selembar script yang harus segera aku hafal.  Setelah itu di depan beberapa orang aku mulai acting di depan camera, dan aku pun mulai acting dan cut.  “Mas ini peran serius, jadi mohon jangan tersenyum ya  ! “ kata sutradaranya.  Dan kita mulai lagi dan cut “ Mas maaf seperti saya bilang tadi, jangan pakai senyum ok !!! “  Kali ini dengan nada yang lebih tinggi.  Dan untuk yang selanjutnya aku putuskan untuk menghentikanya.  Aku nggak mau memaksakan diri dengan kemampuan actingku. Batal deh jadi bintang Iklan.

Pengalaman yang berikutnya terjadi saat aku mendapat panggilan interview di suatu perusahaan besar.  Aku bener-bener berharap untuk bisa di terima.   Saat itu aku di interview oleh Regional HR Director untuk Asia Pacific, Di Phuket - Thailand.  Interview pun di mulai, aku menjawab semua pertanyaan yang  diajukan dengan percaya diri, sampai pada suatu saat dengan nada tinggi dia bertanya  “Why you keep smiling ? “  atau kasarnya  “lo kenapa sih cengar – cengir melulu ? “, terang aja aku jadi gelagapan, dan kesempatan pun melayang.

Belajar dari pengalaman, aku mulai deh belajar memanage senyumku atau bahasa kerenya Smile Management ehm … Belajar untuk bermuka lebih serius, dan menghilangkan kesan senyum di wajahku.  Terutama pada saat interview, acara-acara formal atau pada saat briefing atau meeting. Tapi ternyata nggak mudah ya untuk memiliki wajah sedikit galak,  tanpa kusadari aku masih sering menunjukan ekspresi senyum.  Yah gimana sih emang sudah dari sononya begini….

Saat aku bekerja di salah satu hotel di Luang Prabang – Laos,  aku kedatangan tamu yang ingin melihat lihat kamar dan fasilitas dari hotel tempat kerjaku (Side Inspection).  Dan akupun menyambut kedatangan tamu tersebut, yang ternyata adalah orang yang pernah menginterview aku di Phuket - Thailand.  Tanpa memberitahukan ke dia, aku antar dia dan rombonganya melihat lihat fasiltas hotel tempatku bekerja.  Yang lebih menggembirakan, dia kelihatan kagum dan memuji-muji konsep dari hotel tempat kerjaku.  Dan aku cuma senyam –senyum saja mendengar pujian dari dia.  Dan pada saat suasana lebih santai, kita tukar-menukar kartu nama, baru aku katakana ke dia  kalau dia pernah menginterview aku, dia pun kaget dan sedikit malu saat aku ceritakan kejadianya.  Dan pada saat aku antar ke Lobby, dia berbisik “Give me a call if you need a new job !!! “ 

Liku liku jadi TKI ....

Lika Liku Laki-laki jadi TKI

Kali ini aku ingin berbagi tentang pengalaman hidupku untuk mengais rejeki di negeri orang.  Sungguh bukan suatu pengalaman yang mudah, tidak ada dalam kamus hidupku untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang mudah, tanpa usaha yang keras dan tanpa mengenal lelah.  

Singkatnya ….memang sudah menjadi keinginanku untuk bisa bekerja di luar Indonesia, dengan alasan aku ingin mendapatkan gaji yang lebih besar dari yang aku dapat di Indonesia.  Saat itu aku bekerja dan tinggal di Bali dan bekerja di perusahaan garment dengan posisi dan gaji yang cukup lumayan. Dan ketika di koran aku lihat ada lowongna pekerjaan untuk di tempatkan di luar negeri sebagai spa manager, aku segera mendaftar.  Dan akupun di terima,  tapi tidak langsung di berangkatkan, aku di didik terlebih dahulu dan di tempatkan di beberapa cabang mereka di Bali dengan gaji yang lebih kecil dari yang aku terima sebelumnya. Aku pikir nggak apa apa deh toh nanti juga dapet gaji yang lebih gede  kalau aku di pindahkan ke luar.   Tapi setelah bekerja lebih dari setahun nggak pernah sekalipun disinggung kalau aku mau di pindahkan ke luar negri, dan teman teman seangkatanku sudah di pindahkan semua ke luar negeri.   Hal inipun aku tanyakan kepada atasanku, dan jawabanya justru menambah sakit hatiku, mereka mengatakan kalau kemampuanku belum cukup dan aku masih harus belajar lebih banyak lagi.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengundurkan diri.  Dan langsung mendapatkan pekerjaan yang bagus sebagai GM untuk 1 of very exclusive Villa in Bali.  Baru 1 bulan bekerja seorang kenalan ngasih kabar kalo kolega  dia membutuhkan spa manager secepatnya.   untuk di tempatkan di Khao Lak – Thailand.  Dengan semangat 45, tanpa berpikir Khao Lak itu di daerah mana, aku langsung menghubungi mereka.  Dalam waktu yang singkat dan proses yang sangat cepat aku mendapatkan pekerjaan di luar negeri seperti yang aku cita citakan sejak lama.  Hati ini pun berbunga  dan bahagia  sekali …...Allhamdulillah ….

Pada hari yang telah di tentukan aku sampai juga di tempat kerjaku yang baru, resort bintang 5 yang sangat megah dengan fasilitas kolam renang berbentuk lagoon terbesar di dunia. Terletak di  kawasan resort baru yang exclusive bernama Khao Lak, letaknya tidak jauh dari Phuket 
(Click: http://www.asiatraveltips.com/SofitelMagicLagoon.shtml )Aku sangat gembira saat itu, tapi di balik kegembiraanku itu ada beberpa hal yang mengganjal di hati, aku merasa nggak homey and unwelcome, direct boss ku baik tapi GM dari resort itu sejak pertama melihatku, dari body language nya aku bisa baca kalau dia tidak suka sama aku.  Tapi aku segera mengesampingkan semua pikiran buruku itu, dan aku bertekat mau menunjukan kemampuan kerjaku.  Dan spa yang aku managepun berjalan dengan cukup bagus dan revenue nya meningkat sangat tajam, sempat Financial controller nya memberikan kata pujian dan appreciation atas hasil kerja kerasku, tapi tidak dari atasanku maupun GM aku.  Dan aku pun tidak pernah mengharapkan kata pujian dari mereka.  Yang aku lakukan hanyalah bekerja dan bekerja serta pasrah dengan tanggapan mereka.

2.5 bulan setelah aku bekerja, pada saat GM dan direct boss aku melakukan perjalanan business di luar Thailand selama 2 minggu,  aku di panggil oleh Executive Assistant Manager dan HR manager.  Dan aku langsung tanggap, apa yang aku kawatirkan terjadi.  Management memutuskan untuk tidak meluluskan masa percobaanku.  Dan aku di beri waktu 2 mingu untuk membereskan semuanya.  Boss dan GM ku tidak ingin melihatku lagi di saat mereka kembali dari business trip mereka.

Meskipun aku sudah menduga sebelumnya, tetap saja kenyataan yang aku hadapi itu membuatku sedih, hancur, sakit hati, malu berkecamuk jadi satu. Tapi aku berusaha untuk tetap tabah, tegar dan menggunakan akal sehatku.  Aku yakin tuhan sudah punya rencana yang lebih baik untukku. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap tinggal di Thailand, aku pikir apa kata orang-orang di Bali nanti kalau melihat aku sudah balik lagi ke Bali. Maka kugunakan waktu 2 minggu itu dengan se baik-baiknya untuk mencari kerjaan lain di Thailand.   Usahakupun berhasil, aku mendapatkan pekerjaan lagi dengan posisi yang lebih baik, sebagai spa & leisure manager dan dengan gaji dan benefit yang lebih baik, dan letaknya pun hanya 4 km dari resort yang memutuskan hubungan kerja denganku itu.  Allhamdulillah …..

Tibalah saatnya aku memulai hariku di tempat kerja yang baru. Click : http://www.merlinphuket.com   Dengan motivasi yang lebih bagus dan dengan semangat yang lebih, aku lakukan semua tugasku dengan sebaik-baiknya.  Aku tidak mau pengalaman buruk ku terulang kembali. Dan aku pun menjalani hari hariku dengan semangat yang baru. Sampai pada suatu saat setelah hampir 2 bulan aku bekerja di tempat yang baru itu.  Tsunami datang dengan hebatnya, kulihat dengan mata kepala sendiri, kuatnya arus air yang menyapu semua bangunan dan apapun yang berada di sekitar pantai.  Pada  saat itu semua orang berlarian sambil teriak-teriak histeris menjauh dari pantai,  aku justru mendekat ke arah pantai karena penasaran. Ku ucapkan syukur Alhamdulillah tiada henti karena aku selamat  dan resort tempat kerjaku yang baru tidak megalami kerusakan yang berarti, ada korban jiwa dari tamu yang menginap tapi sedikit.  Dan ironisnya resort yang memutuskan hubungan kerja denganku hancur lebur, dan hamper 90 %( Di berita di sebutkan 50 % ) tamu yang menginap dan staff yang bekerja di situ meninggal dunia.

Pada saat itu aku bingung dengan semua  kejadian yang aku alami  dan semua pikiran yang ada di otak ku. Dan hal yang ada di benakku saat itu adalah :
1.    Aku merasa bersyukur, bersyukur dan bersyukur
2.    Menemukan hikmah dari ketidak lulusanku dari masa probation.  Karena aku yakin kalau aku masih bekerja di tempat yang lama, aku akan menjadi korban, seperti halnya 6 mantan staff ku yang meninggal.
3.    Aku merasa di beri kesempatan untuk hidup lagi olehTuhan, untuk itu aku harus memanfaatkanya dengan sebaik-baiknya.
4.    Mengingat kebesaran Tuhan.  Bangunan begitu megah dan indah lenyap dengan sekejap, karena memang tidak ada yang kekal di dunia ini.
5.    And yes …… I believe anything happen for a reason !!!

Tuesday, March 8, 2011

KUTU LONCAAATTTT .....

KUTU LONCAT

Kutu loncat, sebutan buat pegawai yang suka pindah-pindah kerja.  Bukan maksud hati untuk menjadi species itu , tapi situasi dan kondisi yang sering memaksaku untuk menjadi seperti itu.  Sejak aku menyelesaikan pendidikanku dan memasuki dunia kerja, aku sudah bekerja di  18 perusahaan.  Bahkan 6,5 tahun tinggal di luar Indonesia  aku sudah bekerja di 7 perusahaan dan di  3 negara. Sungguh bukan sesuatu yang membanggakan, justru aku malu mengakuinya, karena kesanya aku itu banyak maunya dan nggak pernah puas. Pada awalnya aku cuma ingin memiliki pekerjaan dengan posisi yang baik dengan penghasilan yang cukup (How much money is enough ?) tapi akhirnya keterusan. Anehnya di saat aku suka dengan pekerjaanku dan ingin menetap, perusahaan memutuskan hubungan kerja, atau aku nggak lolos masa percobaan, menyedihkan !!!

Beruntung aku jarang menemui kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan,  meskipun pekerjaan itu kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Apapun itu, aku selalu berkomitmen untuk mengerjakan apa yang menjadi tugasku se-profesional mungkin, meskipun di saat yang sama aku tetap membuka mata dan telinga, untuk mencari kesempatan yang lain.  Jadilah aku mengawali petualanganku sebagai kutu loncat, untuk menemukan pekerjaan idaman. Dan kayaknya kok pekerjaan idaman itu cuma ada dalam impian ya ? Hanya ilusi, bener nggak sih ? 

Kuawali careerku sebagai waiter di kota asalkuYogyakarta, sambil menyelesaikan kuliah di perhotelan.  Salah satu alasanku untuk kuliah di perhotelan, karena ingin segera medapatkan pekerjaan.  Dan setelah lulus akupun hijrah ke Jakarta dan mendapatkan pekerjaan di Hilton Jakarta (sekarang Hotel Sultan), sebagai laundry staff.  Sempat kaget karena aku melamar sebagai waiter dan di terima.  Tapi pada saat aku menanda tangani surat kontrak di situ tertera kalau posisiku adalah Laundry - Folder.  Aku sempat protest ke HRD, dan mereka bilang take it or leave it.  Yah daripada nggak ada kerjaan, ya sudah I take it.  Sesuai posisiku sebagai Laundry – Folder, maka kerjaanku pun tiap hari adalah lipat-melipat.  Baik itu towels, bed sheets, table clothes, napkins dan banyak lagi.  Tak ubahnya seperti kerja di pabrik. Saat itu aku kurang senang dengan pekerjaanku, karena aku merasa mempunyai kemampuan yang lebih dari pada sekedar lipat melipat.  Hampir 2 tahunan aku berusaha untuk meningkatkan careerku di setiap ada kesempatan, within the hotel.  Tetapi setiap ada kesempatan, atasanku dengan alasan yang nggak jelas, tidak pernah memberikan ijin. 

Akhirnya akupun memutuskan untuk keluar dari Hilton. Dan mendapatkan pekerjaan di Shangri-La hotel Jakarta dengan posisi Business Centre Secretary.  Sungguh satu perbedaan yang sangat mencolok, dari tukang lipat ke secretary.  Senang sekali rasanya saat itu, di samping memiliki pekerjaan yang lebih baik, suasana kerja juga sangat menyenangkan.  Atasan dan rekan-rekan kerjaku saat itu sangat welcome.  Shangri-La banyak membantuku dengan training-training yang mereka berikan. Sehingga aku dapat bekerja dengan baik dan lancar.  Dan akupun masuk dalam nominasi yang akan mendapat promosi, bukan sebagai manager, tapi sebagai Asst. Manager saja.  Tapi belum juga kesampaian temen-temen kerjaku sudah sirik dan ribut duluan, sampai membuat petisi yang ditanda tangani semua staff dan di kirim ke HRD, menyatakan mereka keberatan kalau aku naik jabatan. 

I am sorry good bye …. akupun keluar dan meninggalkan Jakarta menuju Bali.  Dan bekerja sebagai Store Manager.  Aku terlalu bangga dan terlena dengan posisiku yang baru saat itu.  Setelah menemui berbagai permasalahan, baru aku sadar bahwa memiliki posisi yang lebih tinggi, harus di barengi dengan tanggung jawab dan kemampuan yang lebih tinggi. Dan 5 tahun di Bali, aku telah bekerja di 7 perusahaan yang berbeda. Tidak mudah dan sangat melelahkan, setiap saat harus belajar hal baru dan harus beradapatasi dengan suasana kerja yang baru.  Dan itu membuatku tercambuk untuk membenahi diri dan focus pada satu bidang pekerjaan saja dan berkomitmen untuk menekuninya dengan sebaik-baiknya. Dan sekarang sudah 9 tahun lebih aku menekuni  bidang yang sama.  Dan saat ini aku di China  dan bekerja di perusahaan yang ke 18 dalam sejarah pekerjaanku. Dan mencoba untuk tetap bertahan …..

Banyak hal yang aku dapatkan dengan berpindah-pindah pekerjaan, baik manis atau pun pahit. Yang pasti aku jadi kenal banyak orang, dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.  Yang terpenting lagi aku jadi tambah dewasa, dan tahu pahit manisnya kehidupan dan menyikapinya.  Aku yakin dan percaya …… segala sesuatu indah pada masanya ….. Amen.