Lebaran masih beberapa bulan lagi, tapi kali ini aku mau cerita tentang perjuangan mudikku Lebaran tahun lalu. Jauh jauh hari aku sudah membuat rencana mudik ku dari Thailand sampai ke Yogyakarta, untuk menghemat aku menggunakan jasa budget airline (Thanks to Air Asia, at that moment), meskipun untuk itu aku harus berhati hati dengan barang bawaanku, rencana bawa oleh oleh khas Thailand ke tanah air harus bener bener diperhitungkan. Jadi mendingan bawa mentahanya aja deh, lagian namanya Lebaran pasti ada aja pengeluran yang tak terduga. Belum lagi angpauw buat keponakan-keponakan ku yang banyak.
Jauh-jauh hari aku sudah booking ticket lewat internet untuk mendapatkan harga yang miring. Aku berangkat dari Phuket International Airport, menuju KL di lanjut KL ke Jakarta ( Saat itu belum ada rute KL – SOLO) Dan dari Jakarta nyambung ke kotaku Yogyakarta. Karena dari Phuket ke KL tidak ada pesawat yang bisa langsung membawaku ke Jakarta pada hari yang sama, maka akupun harus menginap semalam di KL. Akhirnya aku pun menginap di hotel, karena menjelang hari raya harga kamarnya pun menjadi lebih mahal, yah nggak pa pa lah aku bisa maklum namanya juga hari raya.
Terbangun oleh alarm di pagi harinya, aku pun segera bergegas menuju airport dengan memakai Taxi untuk menyingkat waktu. Aku sudah booking pesawat pertama yang menuju Jakarta, dengan harapan aku bisa tiba di Yogyakarta pada malam Takbiran. Sesampai di airport aku pun check in di counter Air Asia. Dan aku pun shock berat setelah menerima penjelasan dari counter staff kalau aku terlambat ….. Whatttttt !!!!.
Aku lupa mengeset alarm di HP ku. Kuala Lumpur 1 jam lebih cepat dari Thailand. Aku pun menyalah kan diriku sendiri, merasa menjadi orang terbodoh di dunia. Dan jeleknya menggunakan budget airlines ini, secara otomatis ticket kita akan hangus kalau kita terlambat check in. Dengan berbagai cara aku mencoba untuk bernegosiasi, tapi dengan sikapnya yang kurang simpatic dan tidak mempunya emphatic, staff Air Asia menolak dengan tegas. Dengan mencoba untuk bersabar dan kepala tetap dingin mengingat aku lagi berpuasa, dengan teramat terpaksa dan berat hati aku harus membeli ticket lagi untuk pesawat berikutnya.
Perjuanganku dimulai. Sesampainya di airport Sukarno Hata – Jakarta. Suasanya sudah kayak kapal pecah, suasana mudik Lebaran pembaca tahu sendiri kan. Dan untuk menyingkat waktu, tanpa pikir panjang aku pun segera naik taxi ke domestic terminal, sesampainya di domestic terminal, baru sopirnya bilang kalau ongkosnya Rp. 50.000 dan lagi-lagi aku berusaha untuk sabar dan tidak marah, Aku cuma bisa menyalahkan diri sendiri sambil mengucap …..Whatttttt !!! Karena terburu-buru tidak terpikir sama sekali olehku, kalau dari International terminal ke domestic ada shuttle bus, gratissssss ….. !!!
Di Domestic terminal akupun segera berjuang untuk mendapatkan ticket tujuan Yogyakarta, dan seperti yang sudah aku duga sebelumnya semuanya sold out, juga untuk penerbangan esok harinya. Bahkan tidak satu orang calopun yang mempunyai ticket tujuan Yogyakarta. Akhirnya aku putuskan untuk naik kereta, meskipun untuk itu aku akan kehilangan moment yang aku tungu-tunggu, bermalam takbiran bersama keluarga besarku di Yogyakarta, karena aku baru akan sampai pagi berikutnya.
Menuju stasiun Gambir dari Airport , aku memilih untuk naik bus Damri. Kereta Api menjadi harapanku satu-satunya untuk sampai di Yogyakarta. Dan akupun sudah bertekat kalaupun tidak mendapatkan kursi, aku tidak keberatan untuk duduk beralaskan Koran. Sudah kepalang basah pikirku. Dan setelah mengantri cukup lama karena panjangnya antrian, akhirnya aku pun sampai di depat counter. Akhirnya aku pun mendapatkan ticket kereta tanpa kursi untuk tujuan Yogyakarta. Dan itu adalah ticket terakhir yang tersedia untuk tujuan Yogyakarta.
Ticket kelas executive tanpa kursi Kereta Dwi Pangga ( Bener ya ? ) sudah ada di tangan, dan aku masih harus berjuang lagi untuk mendapatkan lokasi strategis untuk menggelar koranku untuk alas duduk. Dengan sedikit bersusah payah karena barang-barang yang aku bawa dan berebut dengan penumpang lainya. Aku pun mendapatkan tempat duduk seperti perangko, pojok kanan bawah ….. lesehan !!!!
Dalam perjalanan sempat aku menengok ke penumpang yang beruntung mendapat kan kursi, yang duduk manis di ruangan ber AC, berselimut hangat, berbantal empuk, menonton TV sambil menikmati snack yang di bagikan. Sedangkan aku dan temen-temen senasib lainya, yang membeli ticket dengan harga yang sama seperti mereka. Tidak medapatkan pelayanan apapun, kecuali lantai di pojok kereta api di deket rest room yang aromanya bisa anda tebak sendiri.
Di sepanjang perjalanan aku berusaha untuk menikmati setiap posisi duduku yang berubah-ubah dengan senyaman dan serilex mungkin. Pikiranku pun melayang ke rencana-rencana yang aku buat sebelumnya. Dan aku pun cuma bisa tertawa dalam hati, menertawan diriku sendiri. Alangkah bodohnya aku, maksud hati ingin berhemat, maksud hati ingin memberi big surprise ke keluargaku di malam takbiran, dengan berbohong kalau aku tidak bisa pulang berlebaran di rumah tahun ini. Dan apa yang terjadi kalau berbohng sama orang tua ?. Tapi aku masih bisa bersyukur aku bisa mendapatkan ticket kereta malam itu, meskipun tidak bisa di banggakan. Mengingat perjuangan dan perjalanan panjangku untuk bertemu dan berkumpul dengan Ibuku dan seluruh anggauta keluargaku yang aku cintai.
Paginya akupun sampai juga di stasiun Tugu Yogyakarta sekitar jam 4.30 pagi. aku segera mencari taxi, untuk membawaku ke kampung halaman yang aku impikan setelah sekian lama aku tinggalkan, dan aku berusaha untuk tidak melewatkan kesempatan untuk sholat Ied bersama keluargaku. Dan setelah 2 hari 2 malam perjalanan dari Phuket ke Yogyakarta, dengan perjuangan yang melelahkan. Akhirnya sampai juga aku di depan rumahku. Kutatap rumak ku yang sederhana, tanpa terasa air mataku menetes bahagai, akhirnya kesampain juga keinginanku untuk pulang kampung dan berlebaran bersama keluargaku.
Perlahan aku ketuk pintu rumahku, tak lama lampu ruang tamupun menyala dan kulihat Ibuku membuka kan pintu. Kulihat ibuku yang mulai sepuh dengan seksama, aku pun tidak bisa mengeluarka kata kata, segera kuhampiri ibuku dan kucium tangan Ibu dan ku peluk dengan erat ...... Dan keponakan ku pun melihatku dan teriak “ Om Eddy dataaaaaaaaaaannnnggggg !!!!! “ Maka hebohlah pagi itu kita bersalam salaman sambil berpelukan. Dan hilang semualah rasa lelah yang ada di sekujur tubuhku. Dan kami pun bersiap siap untuk ke tanah lapang melakukan sholat Ied bersama seperti yang aku inginkan. Lebaran bersama keluarga memang berjuta rasanya …..
Itulah kisah perjalanan panjang mudiku tahun lalu. Lebaran tahun ini aku akan usahakan untuk kembali datang, dengan perencanaan yang lebih baik tentunya !!!